Bisnis Kreatif, Olah Lidi Jadi Tenunan

Bisnis Kreatif, Olah Lidi Jadi Tenunan

Jumat, 06 Juli 2012 - 09:58:38 WIB
artikel-bisnis Bisnis Kreatif, Olah Lidi Jadi Tenunan
Diposting oleh : d4nu    - Dibaca: 988 kali

Lidi yang disatukan bisa menggerakkan. Itu yang dilakukan Eko Rudiyanto. Usaha tenun lidi yang sudah digelutinya sejak tahun 2002 mampu menyerap lebih dari 130 tenaga kerja. eko_lidiMeski sudah banyak tenaga yang terserap, kerja belum sepenuhnya tertangani karena tingginya permintaan. Sebagaimana terlihat pada akhir Juli lalu.
Eko membuka usaha di tempat tinggalnya di Dusun Giren, Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, DIY. Setiap tenaga kerja mampu memproduksi empat gulung tenun lidi per minggu. Mereka mengerjakannya secara borongan dan menyelesaikan pekerjaan di rumah masing-masing.
”Semuanya saya modali, mulai dari mesin tenun, lidi, dan benangnya. Mesin saya pinjamkan, kalau ada yang rusak, saya juga yang bertanggung jawab memperbaiki. Tenaga yang saya ambil hanya bermodal kemauan. Untuk tahap awal, mereka saya latih menenun selama satu minggu,” paparnya saat ditemui di tempat usahanya belum lama ini.
Menurut dia, meski harus mengeluarkan modal lebih banyak, ia mengaku senang bisa membantu tetangga sekitarnya dengan upah Rp 1.100 tiap meter tenun. Ukuran satu gulung sekitar 11 meter. ”Ini hanya pekerjaan sampingan bagi ibu-ibu. Hasilnya lumayan untuk menambah penghasilan keluarga mereka,” ujar bapak dua anak tersebut.
Kepiawaian Eko menenun diajarkan mertuanya. Melihat keterampilan tenun mertua, ia tertarik mengembangkannya. Sebelumnya, ia sempat menjajal usaha ternak burung puyuh. Namun, usahanya tidak berkembang, stagnan.
Ia yakin tenunan lidi bisa mengantarkannya sebagai pengusaha sukses. Usaha tersebut tidak banyak digeluti orang, sementara permintaannya tinggi.
Tenunan lidi diolah menjadi aneka aksesori rumahtangga, seperti pelapis bingkai cermin, pelapis aneka kotak fungsional, dan taplak meja. Tak heran jika pelanggan Eko sebagian besar adalah pedagang dan perajin. Ia mematok harga Rp 5.000 per meter tenun lidi. Omzetnya per bulan mencapai Rp 28 juta dengan keuntungan sekitar 35 persen.
Eko sebenarnya juga bisa membuat aneka aksesori dari tenun lidi, tetapi tenaga kerja yang dimilikinya tidak memadai. Akibatnya, hanya pesanan dari toko-toko langganan yang ia terima, seperti Toko Progo di kompleks Malioboro.
”Tenaga yang ada sudah tersedot membuat tenunan. Saya sebenarnya sudah memberikan peluang, tetapi tidak banyak yang tertarik. Padahal, kalau ditekuni, usaha ini cukup menjanjikan,” ujarnya.
Tenunan produksi Eko tak hanya menembus pasar lokal, tetapi juga internasional. Sayangnya, ia belum bisa menembus pasar internasional secara langsung. Ia harus melalui pedagang atau pengepul untuk mengekspor barangnya. Di tingkat lokal, produksinya sudah menyebar ke Jakarta, Magelang, dan Surakarta.
Kerajinan dari tulang daun kelapa ini dibuat dengan cara ditenun. Pengerjaannya sama seperti menenun kain. Awalnya benang dipintal menjadi gulungan besar, kemudian batang lidi kering yang sudah dibersihkan dipintal bersama benang.
Barang setengah jadi tersebut berupa gulungan dengan panjang 11 meter dan lebar setengah meter.
Kemudian, hasil tenunan setengah jadi dibuat berdasarkan permintaan konsumen dengan menambahkan beberapa bahan penolong, seperti potongan kain, jenis bebatuan kecil, pita, bahkan kerang-kerangan, sehingga menarik dan berdaya saing.
Bahan baku tenun lidi sangat mudah diperoleh dibandingkan dengan produk lain. Pemasok lidi juga banyak terutama dari daerah daerah Ciamis, Jawa Barat.
”Di Kulon Progo, pasokan lidi sebenarnya cukup banyak, tetapi tidak ada yang mengolahnya. Akibatnya, lidi hanya terbuang begitu saja atau sebatas untuk dijadikan sapu lidi,” kata alumnus Akubank Yogyakarta itu.
Menurut Eko, peluang usaha kerajinan berbahan tenun lidi masih sangat terbuka lebar mengingat pesanan terus mengalir. Dimulainya era perdagangan bebas sejak awal Januari 2010 tidak memengaruhi sedikit pun pangsa pasar produk tenun lidi.
Menurut dia, di Asia, Indonesia merupakan pemasok tunggal produk tenun lidi.
Ia mengaku masih banyak permintaan pasar yang belum terpenuhi. Dari permintaan per bulan sekitar 1.000 gulung tenun lidi, dirinya baru mampu memasok setengahnya.
”Permintaan itu bisa dipenuhi jika kami memiliki SDM yang memadai. Kalau soal bahan baku, kami tidak pernah kesulitan karena lidi sangat mudah didapatkan,” katanya.
Untuk urusan pemasaran, Eko lebih percaya pada metode pemasaran dari pintu ke pintu, langsung ke beberapa perusahaan sambil membawa contoh produk.
Dari metode pemasaran itu, ia banyak mendapatkan pelanggan dan semuanya menjadi pelanggan setia. Cara itu, menurutnya, juga lebih hemat. Ia tidak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk promosi karena mengandalkan kegigihan diri sendiri.
Kesuksesan Eko membutuhkan perjuangan panjang. Pada tahun 2006, usahanya sempat terpuruk karena gempa bumi yang melanda wilayah DIY. Rusaknya rumah-rumahwarga dan peralatan tenun membuat aktivitas produksi berhenti total. Ia baru sanggup bangun dari keterpurukan enam bulan kemudian.
”Kuncinya adalah semangat yang tidak mudah menyerah menghadapi situasi apa pun,” tambahnya. (*/Kompas Cetak)

'Bisnis Kreatif, Olah Lidi Jadi Tenunan':

Artikel Bisnis Lainnya
  • Kesalahan Saat Berbisnis Kuliner Bisnis kuliner termasuk yang menjadi pilihan banyak orang, karena dianggap jenis bisnis yang lebih mudah dilakukan daripada bisnis lainnya. “Padahal bisnis kuliner termasuk bisnis yang tergolong rumit karena membutuhkan banyak inovasi dan kreativitas yang berkelanjutan,” ... Artikel Bisnis

  • Pentingnya Pembukuan dalam Bisnis Anda Mendirikan sebuah usaha tanpa dukungan sistem pembukuan yang rapi dan terstruktur bagaikan prajurit maju perang tanpa membawa senjata. Itu berarti sia-sia. Meski entrepreneur memiliki teknik berbisnis andal namun tak punya cukup wawasan akan pembukuan, sukses pun dengan sendirinya akan ... Artikel Bisnis

  • Menjaga Konsistensi BisnisAda dua hal yang sering terjadi dalam bisnis yang dilakukan oleh pemula. Pertama, berpikir instan atas usaha yang dikelolanya, “Sukses dalam waktu sesingkat-singkatnya.” Bahkan bila perlu dengan melakukan berbagai cara. Akibatnya, hanya kesuksesan sesaat yang diperoleh dan ... Artikel Bisnis

  • Faktor Penyebab Bisnis Baru Berisiko Tinggi untuk Investasi Bila Anda berniat untuk mendanai bisnis baru dari kantong sendiri atau mengandalkan keluarga yang kaya raya sebagai investor, pendanaan dari luar mungkin bukan sesuatu yang perlu dirisaukan. Akan tetapi, ada baiknya Anda mengetahui faktor-faktor yang membuat sebuah bisnis baru/ ... Artikel Bisnis

  • Bisnis Langgeng Berkat Disiplin dalam Pencatatan Keuangan Banyak orang yang bermimpi menjadi pengusaha, banyak juga yang berusaha mewujudkan mimpinya, tetapi tak semuanya berhasil. Salah satu penyebab kegagalan dalam berbisnis adalah ketidakdisiplinan dalam melakukan pencatatan keuangan. Apabila Anda berencana berbisnis, Anda perlu memenuhi ... Artikel Bisnis


Jual Beli Online



Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top