Jumat, 22 Juni 2012 - 10:45:54 WIB
Makruf Maulana, Raja Plastik dari Batam
Diposting oleh : d4nu - Dibaca: 508 kali
Menjalankan roda perusahaan memang membutuhkan keuletan dan kemampuan manajerial si pengusaha di samping ketersediaan dana segar untuk menunjang operasional usaha, bahkan untuk meningkatkan produksi. Dan dukungan keluarga walaupun bagi sebagian orang dianggap tabu namun sebenarnya tidak dapat disepelekan terutama dalam mengantarkan satu usaha itu menjadi besar, berkembang, dan memberikan arti bagi pertumbuhan industri di satu daerah.
Begitupun halnya dengan Grup Wiraraja yang membawahi tiga anak usaha dan memiliki bisnis inti dalam bidang industri pengolahan dan produk plastik di Batam. Makruf Maulana, presdir Grup Wiraraja mulai merintis industri plastiknya pada 1996 dengan mengandalkan sebuah gudang kecil di salah satu sudut kota Batam dan modal usaha Rp125 juta yang semuanya berasal dari dukungan keluarganya.
"Mendapatkan modal dari keluarga bukan berarti saya bisa seenaknya, sebab saya juga harus mengembangkan usaha plastik ini dengan serius terutama menghadapi tantangan dari para kompetitor yang lebih dulu hadir di sini," ujarnya penuh keyakinan.
Seperti hal banyak usaha lain yang sempat sempoyongan pada awal beroperasinya, Grup Wiraraja juga sempat mengalami masa sulit sebelum akhirnya mendapatkan kepercayaan dari sebuah lembaga pembiayaan terkemuka dan mampu menembus pasar luar negeri.
Grup Wiraraja terdiri dari beberapa perusahaan, yaitu: PT Arya Wiraraja Plasticindo, produsen kantong plastik, menghasilkan 175-200 ton per bulan, PT Sumekar Wiraraja Indonesia, berorientasi pada daur ulang plastik, kapasitas produksi 125-180 ton per bulan dan PT Wiraraja Technology, berorientasi di bidang moulding, menghasilkan 10-12 ton per bulan.
Grup ini menyediakan kebutuhan plastik berkualitas tinggi tidak hanya untuk pasar di Batam, juga di luar negeri seperti Singapura, Jepang dan AS dan Australia.
Dengan ditemani tujuh orang karyawannya pada awal 1996 itu, dia mulai merintis industri plastik di Batam dan sepenuhnya berusaha sendiri tanpa bantuan perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Waktu dua tahun terus berjalan hingga pada suatu saat tepatnya 1998, PT Arya mulai mengalami kesulitan likuiditas untuk proses produksi dan secepatnya harus mendapatkan dana segar. Saat itulah Makruf mulai berani mengajukan permohonan kredit kepada perbankan.
"Pengalaman pahit saya alami ketika pertama kali saya mengajukan permohonan kredit ke bank dan itupun ditolak mentah-mentah karena usaha saya ini tidak menarik bagi mereka dan penuh risiko," kenangnya.
Pengalaman disepelekan itulah yang menjadikan semangatnya justru berkobar untuk terus mengembangkan Arya Plastik hingga akhirnya pada tahun itu juga dia mendapatkan bantuan pembiayaan dari PT Sarana Riau Ventura Rp300 juta pada tahap awal.
Mungkin Makruf tidak akan menyangka usaha kerasnya membawa keberhasilan bagi Arya Plastik dan menjadi cikal bakal berkembangnya Grup Wiraraja sebagai industri kecil menengah di Batam.
Keberhasilan itu pun turut mengangkat citra perusahaannya dan menjadi rebutan bagi perbankan untuk membiayai. Namun seakan membalas budi kepada SRV atas kepercayaan yang diberikan pada masa sulit dulu, hingga kini Arya Plastik telah menerima pembiayaan dari SRV sebesar Rp5 miliar.
"Usaha saya tumbuh dengan sehat begitupun juga dengan pengembalian dana pembiayaan SRV yang saya terima, semua dapat saya kembalikan tanpa terlambat," paparnya penuh keyakinan.
Berdasarkan audit yang dilakukannya tahun lalu, hingga kini aset PT Arya Plasticindo mencapai Rp7,5 miliar yang terdiri dari belasan mobil angkut barang dan belasan mesin pengolah plastik mulai dari bahan baku hingga finishing yang berada di tiga pabriknya dalam kawasan industri Citra Buana Batam.
Karyawannya pun kini sudah bertambah banyak sejalan tumbuhnya perusahaan Grup Wiraraja yakni sekitar 200 orang. Melalui bisnis intinya, kelompok usaha tersebut mampu menghasilkan omset ekspor plastik ke mancanegara US$125.000 per bulan untuk satu pembeli di satu negara.
Sedangkan pasar dari grup tersebut mencapai tujuh negara yang mendominasi sekitar 97% dari total produksi Grup Wiraraja sementara hanya 3% yang diserap oleh pasar lokal Batam.
Selain usaha produk plastik, Wiraraja juga me-ngembangkan usaha pengolahan dan penjualan bahan-bahan plastik seperti: HDPE, LDPE, PP, ABS, PS, Duracon, PET, dan lain lain melalui perusahaan lain yakni PT Sumekar Wiraraja Indonesia.
"Perusahaan kami menawarkan pelayanan secara luas pada bidang mengumpulkan semua produk plastik untuk tujuan pemrosesan yang sebagian besar berasal dari industri-industri di Jepang dan sisitem organik lainnya. Kemudian mela-kukan transformasi, treatment dan recycling serta ekspor global," paparnya.
Perusahaan itu, menurut dia, juga ahli dalam perdagangan global dan pengolahan ulang di dukung oleh izin resmi nasional dan internasional. Menurut penelitian, bidang ini mempunyai turnover paling tinggi tidak hanya di Asia, namun juga di USA dan Afrika.
Unit usaha milik Makruf yang lain adalah PT Wiraraja Technology yang berdiri pada tahun 2001 sebagai perusahaan sub kontraktor dalam sub-assembli dengan tenaga kerja sangat sedikit.
"Fasilitas kami di Batam dilengkapi dengan sejumlah peralatan untuk menangani produksi pemasangan peralatan dari bahan plastik atau sub-assembly dari berbagai industri seperti industri elekronik dan industri listrik, cenderamata, audio & video, dan lain-lain. Produk kami meliputi perumahan sampai kamera," ujarnya.
Namun terpaan krisis mengakibatkan perusahaan perakitan elektronik itu mesti ditutup untuk sementara menjelang membaiknya kondisi dan permintaan luar negeri.
Makruf seolah menyadari sebagai pelaku industri manufaktur yang tergolong menengah namun mampu memberikan andil bagi perkembangan industri yang kondusif di Batam sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. (*/CBN)
Makruf Maulana, Raja Plastik dari Batam
Diposting oleh : d4nu - Dibaca: 508 kali
Menjalankan roda perusahaan memang membutuhkan keuletan dan kemampuan manajerial si pengusaha di samping ketersediaan dana segar untuk menunjang operasional usaha, bahkan untuk meningkatkan produksi. Dan dukungan keluarga walaupun bagi sebagian orang dianggap tabu namun sebenarnya tidak dapat disepelekan terutama dalam mengantarkan satu usaha itu menjadi besar, berkembang, dan memberikan arti bagi pertumbuhan industri di satu daerah.
Begitupun halnya dengan Grup Wiraraja yang membawahi tiga anak usaha dan memiliki bisnis inti dalam bidang industri pengolahan dan produk plastik di Batam. Makruf Maulana, presdir Grup Wiraraja mulai merintis industri plastiknya pada 1996 dengan mengandalkan sebuah gudang kecil di salah satu sudut kota Batam dan modal usaha Rp125 juta yang semuanya berasal dari dukungan keluarganya.
"Mendapatkan modal dari keluarga bukan berarti saya bisa seenaknya, sebab saya juga harus mengembangkan usaha plastik ini dengan serius terutama menghadapi tantangan dari para kompetitor yang lebih dulu hadir di sini," ujarnya penuh keyakinan.
Seperti hal banyak usaha lain yang sempat sempoyongan pada awal beroperasinya, Grup Wiraraja juga sempat mengalami masa sulit sebelum akhirnya mendapatkan kepercayaan dari sebuah lembaga pembiayaan terkemuka dan mampu menembus pasar luar negeri.
Grup Wiraraja terdiri dari beberapa perusahaan, yaitu: PT Arya Wiraraja Plasticindo, produsen kantong plastik, menghasilkan 175-200 ton per bulan, PT Sumekar Wiraraja Indonesia, berorientasi pada daur ulang plastik, kapasitas produksi 125-180 ton per bulan dan PT Wiraraja Technology, berorientasi di bidang moulding, menghasilkan 10-12 ton per bulan.
Grup ini menyediakan kebutuhan plastik berkualitas tinggi tidak hanya untuk pasar di Batam, juga di luar negeri seperti Singapura, Jepang dan AS dan Australia.
Dengan ditemani tujuh orang karyawannya pada awal 1996 itu, dia mulai merintis industri plastik di Batam dan sepenuhnya berusaha sendiri tanpa bantuan perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Waktu dua tahun terus berjalan hingga pada suatu saat tepatnya 1998, PT Arya mulai mengalami kesulitan likuiditas untuk proses produksi dan secepatnya harus mendapatkan dana segar. Saat itulah Makruf mulai berani mengajukan permohonan kredit kepada perbankan.
"Pengalaman pahit saya alami ketika pertama kali saya mengajukan permohonan kredit ke bank dan itupun ditolak mentah-mentah karena usaha saya ini tidak menarik bagi mereka dan penuh risiko," kenangnya.
Pengalaman disepelekan itulah yang menjadikan semangatnya justru berkobar untuk terus mengembangkan Arya Plastik hingga akhirnya pada tahun itu juga dia mendapatkan bantuan pembiayaan dari PT Sarana Riau Ventura Rp300 juta pada tahap awal.
Mungkin Makruf tidak akan menyangka usaha kerasnya membawa keberhasilan bagi Arya Plastik dan menjadi cikal bakal berkembangnya Grup Wiraraja sebagai industri kecil menengah di Batam.
Keberhasilan itu pun turut mengangkat citra perusahaannya dan menjadi rebutan bagi perbankan untuk membiayai. Namun seakan membalas budi kepada SRV atas kepercayaan yang diberikan pada masa sulit dulu, hingga kini Arya Plastik telah menerima pembiayaan dari SRV sebesar Rp5 miliar.
"Usaha saya tumbuh dengan sehat begitupun juga dengan pengembalian dana pembiayaan SRV yang saya terima, semua dapat saya kembalikan tanpa terlambat," paparnya penuh keyakinan.
Berdasarkan audit yang dilakukannya tahun lalu, hingga kini aset PT Arya Plasticindo mencapai Rp7,5 miliar yang terdiri dari belasan mobil angkut barang dan belasan mesin pengolah plastik mulai dari bahan baku hingga finishing yang berada di tiga pabriknya dalam kawasan industri Citra Buana Batam.
Karyawannya pun kini sudah bertambah banyak sejalan tumbuhnya perusahaan Grup Wiraraja yakni sekitar 200 orang. Melalui bisnis intinya, kelompok usaha tersebut mampu menghasilkan omset ekspor plastik ke mancanegara US$125.000 per bulan untuk satu pembeli di satu negara.
Sedangkan pasar dari grup tersebut mencapai tujuh negara yang mendominasi sekitar 97% dari total produksi Grup Wiraraja sementara hanya 3% yang diserap oleh pasar lokal Batam.
Selain usaha produk plastik, Wiraraja juga me-ngembangkan usaha pengolahan dan penjualan bahan-bahan plastik seperti: HDPE, LDPE, PP, ABS, PS, Duracon, PET, dan lain lain melalui perusahaan lain yakni PT Sumekar Wiraraja Indonesia.
"Perusahaan kami menawarkan pelayanan secara luas pada bidang mengumpulkan semua produk plastik untuk tujuan pemrosesan yang sebagian besar berasal dari industri-industri di Jepang dan sisitem organik lainnya. Kemudian mela-kukan transformasi, treatment dan recycling serta ekspor global," paparnya.
Perusahaan itu, menurut dia, juga ahli dalam perdagangan global dan pengolahan ulang di dukung oleh izin resmi nasional dan internasional. Menurut penelitian, bidang ini mempunyai turnover paling tinggi tidak hanya di Asia, namun juga di USA dan Afrika.
Unit usaha milik Makruf yang lain adalah PT Wiraraja Technology yang berdiri pada tahun 2001 sebagai perusahaan sub kontraktor dalam sub-assembli dengan tenaga kerja sangat sedikit.
"Fasilitas kami di Batam dilengkapi dengan sejumlah peralatan untuk menangani produksi pemasangan peralatan dari bahan plastik atau sub-assembly dari berbagai industri seperti industri elekronik dan industri listrik, cenderamata, audio & video, dan lain-lain. Produk kami meliputi perumahan sampai kamera," ujarnya.
Namun terpaan krisis mengakibatkan perusahaan perakitan elektronik itu mesti ditutup untuk sementara menjelang membaiknya kondisi dan permintaan luar negeri.
Makruf seolah menyadari sebagai pelaku industri manufaktur yang tergolong menengah namun mampu memberikan andil bagi perkembangan industri yang kondusif di Batam sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. (*/CBN)
'Makruf Maulana, Raja Plastik dari Batam ':
Artikel Bisnis Lainnya
- Plastik Ramah Lingkungan dari Minyak SawitSelama ini plastik dihasilkan dari bahan baku petrokimia yang tidak ramah lingkungan, padahal ternyata bahan alami (renewable) pun dapat diproses menjadi bahan baku pembuatan plastik. Hidrolisat minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon dalam proses fermentasi untuk ... Artikel Bisnis
- 3 Teman yang Harus Dimiliki EntrepreneurTeman entrepreneur yang paling setia dan berguna ternyata bukan manusia. Lewis Howes di laman Entrepreneur.com menyatakan bahwa seorang entrepreneur perlu berteman dengan 3 hal berikut ini agar ia sukses kelak. Teman pertama : Kecerdasan Sosial Kecerdasan ini ... Artikel Bisnis
- Bantu Orang Lain, Kunci Sukses Entrepreneur � � Tak ada salahnya memikirkan diri sendiri kadang. Saat Anda memiliki sebuah usaha, Anda memiliki tanggung jawab penuh atas semua hal terkait usaha itu, terutama pengoperasiannya. Anda memiliki kewajiban untuk mempertahankan ... Artikel Bisnis
- Tips Lengkap Tembus Pasar Jepang dari KemendagMenurut sejumlah pengusaha Jepang dan dari hasil studi kementerian Perdagangan RI selama ini, ada beberapa kiat yang perlu diketahui oleh pengusaha eksportir Indonesia khususnya dari kelompok UKM dalam memasuki pasar Jepang, antara lain sbb.: A. Pola ... Artikel Bisnis
- Membuat Bisnis Kecil Anda Terkesan Lebih BesarTak seorang pun bisa menyangkal bahwa memiliki bisnis kecil merupakan sebuah tantangan dna pengalaman yang tak ternilai. Meskipun kadang Anda bisa merasa amat kecil dibandingkan kompetitor yang lebih perkasa. Sebagian besar pemilik bisnis kecil pada suatu saat dalam perjalanannya pasti ... Artikel Bisnis
Jual Beli Online