Senin, 16 Juli 2012 - 09:37:16 WIB
Mengapa Banyak Produk Indonesia Tidak Bisa Bersaing di Kancah Internasional?
Diposting oleh : d4nu - Dibaca: 751 kali

CE News, Jakarta - Menjawab pertanyaan tersebut, Phidi SoepangkatCEO Desktop IP, mengatakan bahwa ada satu tes yang hilang dalam mata rantai yang disebut sebagai beta testing. Banyak yang belum menyadari pentingnya beta testing. Di dalam fase ini, konsumen diperbolehkan untuk mencoba secara gratis produk yang belum diluncurkan. Dapat dikatakan ini sebagai product development cycle, kata Phidi di acara diskusi “Kesederhanaan yang Menyimpan Kekuatan Global” tersebut Senin lalu (9 / 7/ 2012).
“Ini bukan tes dalam pengembangan, tetapi sekelompok konsumen diijinkan menguji (produk) secara riil. Mereka memberikan input. Yang rusak apa, kembali lagi untuk diperbaiki,” ujarnya. Dalam beta testing, konsumen tak hanya boleh memakai produk tetapi juga kadang dibayar untuk memberikan masukan yang berarti bagi penyempurnaannya. Ini semua tergantung pada tingkat kompleksitas produk. Setiap bidang memiliki jangka waktu beta testing yang berbeda. Phidi mengaku, “Kalau di bidang saya 3 bulan saja sudah bisa, Cuma saya kasih 6 bulan jikalau ada masalah yang perlu dipecahkan”.
Phidi adalah entrepreneur yang dahulu bekerja di Silicon Valley, AS. Setelah malang melintang di dunia TI di tanah asing selama 18 tahun tanpa pernah pulang, ia terpanggil untuk memulai sebuah bisnis di tanah air. Bisnis ini, menurut kisahnya, berupa pusat pengembangan software di Indonesia. “Kalau ditanya saya comfortable di mana, saya tidak comfortable di sini. Saya tidak kenal siapapun di Indonesia, setelah tinggal di AS selama 18 tahun. Tapi saya ngotot saya mau bangun bisnis ini di Indonesia. Namun saya di sini untuk mencari investor dari Indonesia karena saya ingin perusahaan ini nanti pemiliknya kebanyakan orang Indonesia, bukan asing,” jelasnya. (*AP)
Diposting oleh : d4nu - Dibaca: 751 kali
CE News, Jakarta - Menjawab pertanyaan tersebut, Phidi SoepangkatCEO Desktop IP, mengatakan bahwa ada satu tes yang hilang dalam mata rantai yang disebut sebagai beta testing. Banyak yang belum menyadari pentingnya beta testing. Di dalam fase ini, konsumen diperbolehkan untuk mencoba secara gratis produk yang belum diluncurkan. Dapat dikatakan ini sebagai product development cycle, kata Phidi di acara diskusi “Kesederhanaan yang Menyimpan Kekuatan Global” tersebut Senin lalu (9 / 7/ 2012).
“Ini bukan tes dalam pengembangan, tetapi sekelompok konsumen diijinkan menguji (produk) secara riil. Mereka memberikan input. Yang rusak apa, kembali lagi untuk diperbaiki,” ujarnya. Dalam beta testing, konsumen tak hanya boleh memakai produk tetapi juga kadang dibayar untuk memberikan masukan yang berarti bagi penyempurnaannya. Ini semua tergantung pada tingkat kompleksitas produk. Setiap bidang memiliki jangka waktu beta testing yang berbeda. Phidi mengaku, “Kalau di bidang saya 3 bulan saja sudah bisa, Cuma saya kasih 6 bulan jikalau ada masalah yang perlu dipecahkan”.
Phidi adalah entrepreneur yang dahulu bekerja di Silicon Valley, AS. Setelah malang melintang di dunia TI di tanah asing selama 18 tahun tanpa pernah pulang, ia terpanggil untuk memulai sebuah bisnis di tanah air. Bisnis ini, menurut kisahnya, berupa pusat pengembangan software di Indonesia. “Kalau ditanya saya comfortable di mana, saya tidak comfortable di sini. Saya tidak kenal siapapun di Indonesia, setelah tinggal di AS selama 18 tahun. Tapi saya ngotot saya mau bangun bisnis ini di Indonesia. Namun saya di sini untuk mencari investor dari Indonesia karena saya ingin perusahaan ini nanti pemiliknya kebanyakan orang Indonesia, bukan asing,” jelasnya. (*AP)
'Mengapa Banyak Produk Indonesia Tidak Bisa Bersaing di Kancah Internasional?':
Artikel Bisnis Lainnya
- Melirik Potensi Batik Blora di UMKM Expo Setelah berlangsung sejak Kamis (12/7), malam ini pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Gor Mustika Blora ditutup. UMKM expo yang diikuti sebanyak 50 stand itu ditutup dengan lomba fashion show batik Blora. Bukan model-model cantik yang mengikuti lomba. Melainkan para ... Artikel Bisnis
- Menggali Potensi Global dari Kesederhanaan CE News, Jakarta - Dalam diskusi “Kesederhanaan yang Menyimpan Kekuatan Global” yang diadakan Senin lalu (9/ 7) dalam event Technopreneurship Pemuda 2012 di BPPT Jakarta, dihadirkan dua praktisi sekaligus entrepreneur yang berusia ... Artikel Bisnis
- Inilah Alasan Steve Jobs Selalu Memakai Turtleneck Selama bertahun-tahun, kita selalu bertanya mengapa almarhum Steve Jobs mengenakan busana turtleneck hitam, celana jeans blue Levies 501 dan sepasang sepatu New Balance. Ternyata berikut ini adalah alasannya: Dalam sebuah perjalanan ke Jepang di awal ... Artikel Bisnis
- Menjadikan Inovasi Bagian Pekerjaan Semua Orang Perusahaan manapun, baik yang masih sehijau startup atau yang sudah berskala raksasa, membutuhkan inovasi dalam semua aspek. Tak hanya dalam hal produk, layanan atau teknologi. Namun banyak juga manajer yang tidak berinovasi saat bekerja karena mereka berpikir mencari inovasi bukan ... Artikel Bisnis
- Bahaya Terlalu Optimis Meskipun dalam masa sulit, entrepreneur memiliki optimisme yang meluap-luap. Namun terlalu banyak optimisme bisa membutakan kita terhadap kendala yang menghadang di depan. Pertimbangkan temuan sebuah survei terbaru berikut ini. Sebanyak 5000 CEO yang ditanyai oleh majalah ... Artikel Bisnis
Jual Beli Online