BeritaSatu - Hiburan: Demi Peran, Christine Hakim Observasi ke Pesantren Hasyim Asy'ari

BeritaSatu - Hiburan: Demi Peran, Christine Hakim Observasi ke Pesantren Hasyim Asy'ari

BeritaSatu - Hiburan
// via fulltextrssfeed.com
Demi Peran, Christine Hakim Observasi ke Pesantren Hasyim Asy'ari
May 22nd 2013, 02:19

Jakarta - Aktris Christine Hakim memang sudah banyak makan asam garam di dunia film. Sebagai salah satu aktris senior Indonesia, wanita dengan segudang aktivitasnya masih terlihat awet muda. Tidak ada yang mengira kalau kini umurnya hampir menginjak usia 60 tahun.

Walaupun demikian, Christine mengaku bahwa setiap bermain sebuah film pasti ada tantangan tersendiri. Oleh karena itu, ia pun tak pernah meremehkan peran apa pun. Semua butuh persiapan dan konsentrasi penuh dalam berkarya.

Dalam memerankan sosok Nyai Kapu atau Nyai Masruroh, istri dari Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy'ari, bukanlah hal yang mudah bagi aktris senior tersebut. Peraih supremasi tertinggi dalam perfilman Indonesia dengan memboyong 6 Piala Citra itu pun menemukan kesulitan.

Wanita kelahiran Jambi, 25 Desember 1956 itu yang ditawari peran tersebut sekitar satu bulan sebelum syuting "Sang Kiai", hanya menemukan sedikit referensi sosok Nyai Kapu, bahkan hampir tidak ada.

Oleh karena itu, ia pun mengaku iri dengan aktor Ikranagara (pemeran Hasyim Asy'ari) yang memiliki banyak referensi mengenai pendiri Pondok Pesantren Tebuireng tersebut.

Berbekal informasi seadanya, Christine sesegera mungkin melakukan observasi ke tanah kelahiran Nyai Kapu.

Ia pun mengikuti sang sutradara Rako Prijanto ke Tebuireng dan sebuah pondok pesantren yang juga didirikan Hasyim Asy'ari di Kediri, karena di tempat itu lah, terutama Desa Batu Rejo, asal Nyai Kapu.

"Akhirnya, di kota kelahiran Nyai Kapu tersebut saya dapat merasakan dan menangkap seperti apa sosok beliau. Perlu lebih pendalaman lagi, inilah yang saya coba tangkap untuk mengenal lebih dulu, sebagai isteri saya harus mengenal perjuangan suami, apa ketakutan dan pemikiran suaminya itu yang saya telusuri," ujarnya di Epicentrum XXI Jakarta, Selasa (21/5).

Dari situ lah ia mendalami karakter sebagai Nyai Kapu. Christine terus menelusuri sampai mendapat seperti arti sosok Nyai Kapu bagi Hasyim Asy'ari.

Ia menganggap Mbah Hasyim tidak hanya menderita akibat penjajahan, melainkan juga menderita kelaparan akibat penjajah memblokade jalur distribusi makanan kepada pribumi. Buktinya, Nyai Kapu pernah menjual kain batik untuk membeli beras.

Namun observasi saja tidak cukup bagi Christine untuk merasakan seperti apa luapan emosi Nyai Kapu yang mendampingi KH Hasyim dimasa perjuangannya.

Ia menganggap Mbah Hasyim milik bangsa dan negara, bahkan dunia.

"Itu karena kekuatan angkatan perang penjajah yang bersenjata lengkap itu harus tunduk kepada para santri Mbah Hasyim, sehingga para penjajah memperhitungkan beliau," katanya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions



Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top