Teknik Pengobatan Atau Bekam atau Hijamah
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai(perawatan tanduk)
karena tanduk menggantikan kaca.
Pada kurun abad ke-18-abad ke-13 Hijriyah, orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah.Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah lintah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh.
Hippocrates, Aulus Cornelius Galenmemopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.
pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.
Namun perkembangan dunia bekam sangat pesat sehingga selain ABI muncul juga Ikatan Terapis Bekam Indonesia atau yang di kenal dengan ITBI,
ITBI ini memiliki tujuan dan visi yang sama dengan ABI, namun berbeda organisi dan kepengurusan saja. ITBI di ketuai oleh Ustadz H. Galih Gumelar, ST, M.Si, sebagai salah seorang pendiri dan Ketua Umum.
Ikatan Terapis Bekam Indonesia (ITBI) terbentuk belakangan setelah ABI, namun sepak terjangnya memajukan dunia bekam Indonesia disambut baik diseluruh penjuru Indonesia. Sehingga organisasi dan wadah bekam di Indonesia kini bukan hanya ABI saja namun ada Ikatan Terapis Bekam Indonesia (ITBI).
firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri“ (Ar-a’d: 11). Mari “ibda binafsik“ mulai dari diri kita, saudara kita, lingkungan kita dan bangsa kita untuk melakukan perubahan, perubahan kepada konsep-konsep ilahiyah yang penjabarannya telah dicontohkan melalui sunnah nabi Muhammad SAW.
Meningkatnya para pengobatan Bekam yang lahir atas dasar kesadaran untuk membantu sesama ini perlu memperoleh dukungan, pembinaan dan perlindungan serta pengawasan sehingga jangan sampai niat yang suci ini menjadi malapetaka buat si pembekam (penterapi) ataupun yang dibekam (pasien), untuk itulah perlu adanya standarisasi dalam metode pembekaman yang kita sebut dengan Standar Pelayanan Operasional Bekam (SPOB). Buku ini disusun untuk menjadi panduan anggota ABI dimanapun berada sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi terarah dan dapat meminimalkan tingkat resiko. Semoga ALLAH SWT membimbing dan melindungi kita semua, mari satukan langkah dan lurusakan niat untuk satu tujuan yaitu Mardhotillah.. untuk mengharapkan keridho-NYA… Amiiin!
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bekam
http://ramuantutorial.blogspot.com/2013/03/teknik-pengobatan-atau-bekam-atau.html